Balai pengobatan - TKPB
Balai Pengobatan-TKPB
Saya tau kalian asing dengan kata TKPB bahkan mengejanya pun selalu terbalik-balik *seperti saya* Ada yang menyebut, tpbk, tbpk, tpkb, dkk (silakan mengombinasikan sendiri). Hehehehe. Klo kata anak Tekim Polban mah, TKPB ialah Teknik Kimia Produksi Bersih. Nah, mun upami ngarasa anak Unpad, TKPB teh Tim Koordinasi Penanggulangan Bencana. Dalam struktur organisasi, TKPB dibawahi langsung oleh BEM yaitu PKM (Pengabdian Kepada masyarakat). Naaahh, tanggal 17 Januari kemarin, TKPB mengadakan Balai Pengobatan di Cikeruh. Naha kudu Cikeruh teteh? Yaa pengen ajaaaa (zzzzzzz.grrr)karena beberapa hari kemarin daerah tersebut digenangi banjir dahsyat. Yup, akhirnya setelah diadakan survey dengan metode wawancara dan kuesioner (nah lo???!) ternyata daerah tersebut layak diadakan balai pengobatan. Akhirnya Sang Ketua Mirza Arfina memutuskan mengadakannya di Desa Cikeruh.
Sebelumnya, saya kenalin teman-teman TKPB dulu ya (maaf.. *yang saya tahu ajaa * maklum anak baru.. maaff (lagii) bagi yang tidak tersebut)
Kiri atas: Arie, Teh Inggar, Fidel, Alin, Pipit, Ulis, Annas, Wulan, Tommy, Ega
Yang lain: Ika, Firda, Trisna, Dilla, Derri, Doni, Ilmi, Teh Mija, Teh Lia, Teh Noura, Teh Shara, Teh Chacie Kang Lukmawan,Kang Faruq, Kang Endi, Kang Verdi, Kang Iqbal
Alhamdulillah, dalam pelaksanaan Balai Pengobatan berjalan lancar walaupun target pasien tidak tercapai. Namun kami semua senang sudah melakukan yang terbaik untuk para pasien desa Cikeruh.
Oh ya, dalam pelaksanaannya saya bersama rekan saya Wulan Purnama Sari bekerja sebagai Resepsionis bagian pendaftaran. Saya tahu saya dosa, saya hanya manusia biasa, tapi saya tidak bisa menahan gelian hati ketika mendengar beberapa nama pasien yang baru saya dengar (saya tahu saya dosa, saya hanya manusia biasa sambil geleng-geleng kepala bukti penyesalan). Kebetulan, rekan saya yang satu lagi Ika L.A pun mengalami kejadian yang sama telah bersusah payah menahan gelitikan hati yang ingin sekali dimuntahkan. Haha. Dan kami memutuskan, untuk tidak menjadi reseptionist dalam satu shift karena akan merusak semuanya, bisa-bisa pasien tersinggung dan pulang ke rumah sambil kirim surat pembaca bukti ketidakpuasan terhadap pelayanan. (Maafkan kami Tuhan). Semoga ibu-ibu dan bapak-bapak diberikan kesehatan seperti sedia kala dan dapat melanjutkan aktivitasny kembali. Aminn..aminn.. Saya serius loohh, saya menyesal.. !
Oh ya, dalam pelaksanaannya saya bersama rekan saya Wulan Purnama Sari bekerja sebagai Resepsionis bagian pendaftaran. Saya tahu saya dosa, saya hanya manusia biasa, tapi saya tidak bisa menahan gelian hati ketika mendengar beberapa nama pasien yang baru saya dengar (saya tahu saya dosa, saya hanya manusia biasa sambil geleng-geleng kepala bukti penyesalan). Kebetulan, rekan saya yang satu lagi Ika L.A pun mengalami kejadian yang sama telah bersusah payah menahan gelitikan hati yang ingin sekali dimuntahkan. Haha. Dan kami memutuskan, untuk tidak menjadi reseptionist dalam satu shift karena akan merusak semuanya, bisa-bisa pasien tersinggung dan pulang ke rumah sambil kirim surat pembaca bukti ketidakpuasan terhadap pelayanan. (Maafkan kami Tuhan). Semoga ibu-ibu dan bapak-bapak diberikan kesehatan seperti sedia kala dan dapat melanjutkan aktivitasny kembali. Aminn..aminn.. Saya serius loohh, saya menyesal.. !
Ohh yaa.. Di bawah ini beberapa gambar yang sempat di take oleh T Inggar (sang photographer kita).
Sedih melihat air muka mereka,
Tampak beban menjalar dalam aliran darah hingga terlihat bahasa tubuh yang lemah.
Melihat fenomena itu?
Mereka mengais-ngais, merintih kesakitan, dan menahan beban yang ada di pundak mereka tanpa tahu kemana beban ini akan pergi?
Mendengar rintihan itu.. hati ini pun pilu.
Sakit..
Saudara ku..
Kami di sini memegangmu erat..
Ada disampingmu..
Mendekapmu, hingga beban mu sedikit menghilang...
Kami disini, saudarakuu.. :)
Sedih melihat air muka mereka,
Tampak beban menjalar dalam aliran darah hingga terlihat bahasa tubuh yang lemah.
Melihat fenomena itu?
Mereka mengais-ngais, merintih kesakitan, dan menahan beban yang ada di pundak mereka tanpa tahu kemana beban ini akan pergi?
Mendengar rintihan itu.. hati ini pun pilu.
Sakit..
Saudara ku..
Kami di sini memegangmu erat..
Ada disampingmu..
Mendekapmu, hingga beban mu sedikit menghilang...
Kami disini, saudarakuu.. :)
NEXT ON
Yeaahhhh, akhirnya Balai Pengobatan selesai. Tak lupa, kami membuat kenang-kenangan untuk diri kami sendiri. FOTO! Cheer UP guysss !
(hikkzz..fotonyaa keciil)
Do all the goods you can, all the best you can, in all times you can, in all places you can, for all the creatures you can, because Allah.
:)
2 komentar:
ehm nama ekeu Mirza Arfina, salah ketik tuh lin! huuuuuuuuuuuuu!!! -_-
eh eh, foto yang di aku supergede dong, hahaha *pamer*
ohhh iyaa salaah ketik . hahha.. maaf teh kurang 'r'
iyaa ini foto dari fb , jadi keciil.. huhuhuhuh
Posting Komentar