Torehan kata tentangmu
Kamu datang kembali dengan senyuman, di kala buku tentangmu
sudah hampir aku tutup
Kamu selalu saja datang ketika torehan tintamu sudah hampir selesai aku hapus
Namun kamu datang lagi
Datang lagi dan lagi
Aku tidak bisa apa-apa lagi
Aku menerimamu dan mengizinkan kembali diriku untuk menorehkan tinta ini pada bukuku
Kamu, aku benci padamu
Aku benci karena kamu sudah memberi harapan gila ini
Dan aku gila karena bersedia membuka buku yang sudah hampir
kututup
Bahkan...
Aku mengizinkan diriku untuk membuat alunan kata
tentangmu
Dan sampai kapan hanya kubuka dan tutup buku ini?
Tuhan, kenapa?
-4 Maret 2013-